Meluruskan Sejarah 3 Maret 1924 : Mustafa Kemal Attaturk, Pahlawan atau Pengkhianat ?
Penulisan
sejarah biasanya berkaitan erat dengan siapa yang menjadi penguasa di
zaman sejarah tersebut dibuat. Sebagai contoh sederhana, di zaman
Soeharto berkuasa, ia menciptakan sejarah tentang jasa-jasanya
menyelamatkan bangsa dan negara dari kudeta. Namun di zaman reformasi,
banyak pakar sejarah yang berusaha merevisi ulang semua dogma tersebut.
Contoh
lain adalah nama Mustafa Kemal Attaturk. Dalam sejarah dunia dia
dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum
sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat
sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang
menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang
yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia
adalah pengkhianat sekaligus pecundang.
Terjagalnya
Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3
Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata. Sebagaimana kebaikan
yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian, membutuhkan
proses. Mustafa Kemal Ataturk menjagal Khilafah juga bukan proses
sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal
abad ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Qur`an dan as-Sunnah
untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi
Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.
Liberalisasi di Eropa Barat
Setelah
mengalami Renaisance abad ke-15 M, masyarakat Eropa Barat bersepakat
untuk memisahkan agama dari kehidupan alias menganut faham sekulerisme.
Sekulerisme ini dikristalkan oleh John Locke filosof Inggris menjadi
ideologi Liberal, sebuah ideologi yang menempatkan manusia bebas dari
ikatan apa pun, baik ikatan agama ataupun selain agama. Liberal dalam
beragama, berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, liberal dalam
segala hal. Ideologi inilah yang akan menghantarkan Barat kepada
kebangkitannya, walau kebangkitan yang semu.
Semangat
Liberalisme ini mendorong pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789 yang
mengusung jargon ”Liberte, Egalite, dan Fraternite”. Revolusi Perancis
berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja dari masyarakat, negara
maupun politik. Di awal abad ke-19 M, Perancis muncul menjadi paling
kuat dan maju, menjadi negara nomor satu di dunia di bawah pimpinan
Napoleon Bonaparte.
Khilafah Turki Utsmani Melirik Liberalisme
Sementara
itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat
terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang
berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat revolusi
Industri telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana
teknologi yang bisa diambil dari bangsa manapun, dan mana peradaban yang
harus disaring.
Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II,
pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun
1876 M Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal
berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid II menerima
Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu, tanda-tanda
keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah
dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang
dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.
Mustafa Lahir
Pada
kondisi Khilafah sedang sakit ideologi inilah Mustafa Kemal Atatürk
yang akan menjadi penjagal Khilafah dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Maret 1881. Nama aslinya Mustafa. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani). Saat itu Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa bernama Ali Riza yang meninggal saat putranya berumur 7 tahun. Ibu Mustafa bernama Zubeyde Hanim, seorang muslimah taat yang berharap Mustafa menjadi ulama yang faqih.
Namun
Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi remaja pemberontak melawan segala
bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang ajar pada gurunya. Di depan
kawannya, ia sangat arogan dan penyendiri.
Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan ke akademi militer di Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.
Di
militer, nampaknya Mustafa menemukan dunianya. Ia mampu menunjukkan
prestasi akademik yang bagus, sehingga salah satu pelajar menjulukinya
“Kemal” yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia panggil Mustafa Kemal.
Mustafa Dicekoki Ideologi Liberal
Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke sebuah akademi di Monastir.
Saat-saat
liburannya di Salonika, Mustafa Kemal senang berkunjung ke
tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar,
menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal
senang minum-minuman keras.
Dalam
pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para
pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia
inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang
teman Mustafa dari Macedonia yang bernamaFethi. Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau,Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill,
serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa mengarang syair yang
mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan akademi
militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan sultan
sebelum dia berumur 20 tahun.
Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul. Di sana dia menjadi pengunjung rutin rumahMadame Corinne,
seorang janda Italia yang hidup di Pera, sebuah distrik kota yang telah
mengalami Westernisasi. Ia pun hanyut dalam minum-minuman keras,
bermain judi, dan bersenang-senang dengan musik.
Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian akhir, Mustafa lulus dengan gelar kehormatan padaJanuari 1905 sebagai kapten.
Mustafa menjadi atase militer di Sofia.
Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II,
yang memberangus segala pemikiran “liberal” yang merongrong
pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap
membuat Turki terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian
terhadap syari’at yang dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran
sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan
menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbabdan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.
Mustafa
diundang untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian rumah-rumah
orang Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Italia dan
organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda menjadikan
perlindungan yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka
mendapat bantuan finansial dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai
pihak.
Tahun
1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi.
Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang
menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke
Syari’at Islam.
Pema’zulan Sultan Abdul Hamid II
Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan Syaikhul Islam,Mohammad Dia’ uddin Afandi,
berhasil memberhentikan Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang
saleh dan lembut. Sejak saat itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum
nasionalis Turki.
Setelah
pemberhentian Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku
baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang memfitnah dan menyerang
Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai
orang yang menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam dan
menampilkan Turki Muda sebagai pahlawan.
Dalam
buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh kaum sekuler, Gerakan
Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mencapai perbaikan
nasib menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut sebagai Kaum
Kolot. Gerakan Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan
nasionalis sekuler di Indonesia.
Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun 1909 M Sultan Muhammad Risyadmenggantikannya
sebagai Khalifah Turki Utsmani. Namun pemerintahannya sebenarnya sudah
tidak berarti karena dibawah perintah Turki Muda.
Di
tubuh Turki Muda sendiri terjadi perpecahan. Mustafa Kemal akhirnya
meninggalkan Turki Muda dan kembali menekuni kemiliteran 10 tahun berikutnya
seperti sebelumnya. Berkat pribadi keras dan kecerdasannya, ia
merengkuh banyak kekuasaan politik. Ia habiskan malam dengan mengadakan
rapat rahasia untuk merencanakan makar, yang diharapkan menghasilkan
kekuasaan absolut baginya.
Khilafah Turki Utsmani Terseret Perang Dunia I
Tahun
1914 Pecah Perang Dunia Pertama. Jerman yang menguasai minyak di Irak
dan mengancam sumber minyak Inggris di Iran dan Jazirah Arab, dengan
kekuatan besar berambisi menguasai dunia. Inggris, Perancis dan Rusia
pun bersekutu mengumumkan perang melawan Jerman. Selain beraliansi
dengan Austria, Jerman membujuk Khilafah Turki Utsmani untuk ikut Perang
Dunia I melawan Sekutu.
Tahun
1918 Jerman dan Austria- Hungaria dituntut meletakkan senjata. Maka
berakhirlah Perang Dunia I. Kemenangan akhirnya ada di pihak Sekutu.
Setelah Rusia keluar dari persekutuan dan AS kembali ke politik
isolasinya, tinggallah Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah
Khilafah Utsmani.
Ketika
Inggris menduduki Istambul, ibukota Khilafah Utsmaniyah Mustafa Kemal
melarikan diri ke Anatolia, tempat ia memulai perjuangan untuk
pembebasan Turki. Kebiasaan berzina diteruskan Kemal pada para wanita
pemburu cinta, yang berkeliaran di sekitar garnisun.
Mustafa Kemal Menjadi Pahlawan Boneka
Untuk
mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat
skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan seorang pahlawan
boneka yang bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan ini akan
menjadi harapan umat Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan
mereka jatuh kepada Mustafa Kemal.
Intelijen-intelijen
Inggris berhasil menemukan ”impian mereka” yang telah lama didambakan
dalam pribadi Mustafa Kemal, seorang yang memiliki watak diktator.
Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui
perantaraan seorang intelijen bernama Amstrong yang memiliki hubungan dekat dengan Kemal.
Skenario ini dilaksanakan. Di akhir Perang Dunia I Mustafa
Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa
dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit
Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris
menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.
Tanpa
mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal berhasil menguasai beberapa
tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan
memberinya gelar ”ghazi” (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding).
Saat Yunani kalah dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan, dan memuja
Mustafa Kemal sebagai sang Penyelamat. Ia digelari Pembela Kebenaran.
Berbagai pengakuan para diplomat asing makin meneguhkan kedudukannya
sebagai pahlawan Turki melawan Barat. Para khatib menyambutnya dengan
sangat hangat. Para penyair memujinya. Ahmad Syauqi, misalnya dalam
sebuah awal baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal dengan Khalid bin Walid
si pedang Allah dengan syairnya.
”Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan wahai Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!”
Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa sukses!
Sekarang
Mustafa Kemal menjadi seorang panglima militer yang memiliki kedudukan
Banyak wanita yang memujanya dengan mengenakan foto Kemal dalam locket
di lehernya. Sebagai pembebas negaranya, Mustafa kemal sudah terbiasa
tidur dengan para wanita yang mau dan bernafsu.
Hingga
tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi
kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah.
Ketika dia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di
hadapan publik, ”Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak
dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta
pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing.”
Mustafa Mulai Membuka Topeng
Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara.
Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin(Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November 1922.
Mulailah
Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam. Pada tanggal 19
November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal
mengangkat Abdul Majid II menjadi
Khalifah menggantikan Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan
Abdul Majid ini sebenarnya hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak
memiliki kekuasaaan apa-apa.
Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya.
Tidak
lama berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing
reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan
mengeliminasi segala hal berbau Islam, Turki bisa ‘maju’ menjadi bangsa
modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.
Pernikahan Mustafa Kemal
Mustafa Kemal akhirnya menikah juga. Ia menikah dengan Latife Usakligil.anak perempuanUshakizade Muammer,
seorang Smyrna yang kaya dan berminat pada perkapalan dan perdagangan
intgernasional. Meskipun Latife orang turki yang berkulit zaitun dan
memiliki mata gelap dan besar, namun ia telah belajar ilmu hukum di
Eropa dan berbahasa Perancis seperti wanita Perancis. Mereka menikah di
rumah ayah Latife dengan gaya Eropa sebagai upaya untuk menghapuskan
adat-adat yang Islami. Dalam perkawinan Islam, pengantin laki-laki dan
perempuan tidak boleh saling bertemu sampai setelah upacara akad nikah
selesai. Namun, Kemal dan Latife melanggar tradisi dan mengucapkan janji
setia mereka sambil duduk di atas bangku.
Setelah
itu Kemal mengajak istrinya melakukan perjalanan bulan madu, dengan
memanfaatkan isterinya sebagai contoh dalam kampanyenya untuk
menggalakkan emansipasi terhadap wanita Turki. ”Itulah cara untuk
memperlakukan seorang wanita,” katanya, dengan menunjuk Latife yang
berdiri di sampingnya dengan mengenakan celana. Memamerkan isteri
barunya dengan cara yang tidak lazim semacam itu menyulut kemarahan bagi
kalangan Islam yang mereka sebut tradisionalis di antara lawan-lawan
politiknya, khususnya ketika Latife tampil mengenakan gaun pendek yang
mempertontonkan bagian-bagian tubuh secara terbuka pada berbagai acara
pesta besar.
Tahun
1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan
negara-negara Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (lausane).
Perjanjian itu mewajibkan Turki menerima beberapa syarat yang dikenal
dengan nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun adalah ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:
- Pemutusan Turki dari semua hal yang berhubungan dengan Islam.
- Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
- Mengeluarkan Khalifah dan para pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambali harta khalifah.
- Mengadopsi undang-undang sipil sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.
Mustafa Menjagal Khilafah
Dan
tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan
Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota Majelis Nasional
untuk mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal
berusaha membungkam suara penentangnya dengan mengancam dengan hukuman
mati bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada
Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai
”bisul sejak Abad Pertengahan” untuk selamanya dan mendirikan negara
Turki sekuler. Keputusan pun diambil tanpa perdebatan. Keputusan
mencakup pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor
khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.
Berita
Pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia Islam.
Karena bagaimana pun selama ini Istambul merupakan lambang kekuatan
politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang
sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang
terjadi. Di Indonesia,.kelompok modernis, seperti al-Irsyad,
Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya
mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali
khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di
Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.
Mustafa Mengubur Peradaban Islam
Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.
Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya..
Tahun
itu juga, Latife yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana
mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan
diusirnya.
Setelah
bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak tahu malu dan tak mengenal batas.
Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas dari miras. Sejumlah lelaki
muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun menjadi objek pemuas
syahwat dan korban agresi vital nafsunya, sampai ia menderita penyakit
kelamin.
Sementara
itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu akhirnya
meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan
bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh
suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak
dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan
dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir,
mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.
Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.
Tahun
itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi
sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan
1926 M.
Tahun
1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai pemerintahan
Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah saat dilantik
yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya
mengucapkan ”Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan
kewajiban.”
Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan tulisan Arab.
Tahun
1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk
menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti
huruf Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia
dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam
huruf Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin
memutus hubungan Turki dengan masa lalu keislaman mereka, juga memutus
hubungan Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri
Islam lainnya.
Tahun
1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa
Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul
dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih
dijadikan gudang!
1933
M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah
juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.
Mustafa
Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan
selalu mendengung-dengungkan. ”Sesungguhnya Turki adalah pemilik
peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk
diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam.”
Tahun
itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly)
kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak
orang-orang Turki.
Mustafa
Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa
Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya.
Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan
bahasa Turki!
Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang larangan memakai busana tradisional yang Islami.
Pemerintah
memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan
mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah juga
menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi
kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya
pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan
perempuan.
Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.
Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam
Langkah-langkah
yang diambil Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di Mesir,
Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta kawasan dunia Islam
lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi
kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan menjadikan Turki sebagai
teladan utama saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan.
Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut gembira apa yang
dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Media-media itu menyebarkan apa
yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, ”Turki baru, sama sekali
tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama.” Atau, saat lain ia
memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan,
”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan
menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa
abad lamanya.” Na’udzubillahi min dzalik!
Mustafa
Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat
Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan
yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada
degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan
perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan
kemajuan.
Setelah
menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini
Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki sekuler.
Kematian Mustafa Kemal
Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938/ 1356 H dalam kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.
Demikianlah, akhir hayat seorang diktator sekuler liberal penjagal Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk la’natullah ’alaihi.
Demikianlah,
walau Mustafa Kemal Ataturk telah binasa, namun kader-kader dan
pendukungnya di berbagai negeri, termasuk di Indonesia masih banyak.
Sejarah tentang Mustafa Kemal Ataturk banyak yang disembunyikan dan
diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis sebagai seorang pahlawan,
dan sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan dengan gambaran yang
sangat kelam. Tugas kita semua meluruskan penyimpangan sejarah ini, agar
anak cucu kita tak salah menilai siapa Mustafa Kemal Ataturk ini. Amin.
*)
Oleh : Umar Abdullah, Penulis Naskah VCD Sejarah Daulah Khilafah
Islamiyah, VCD Sejarah Pornografi, Erotisme dan Seks Bebas, dan buku
Kapitalisme, The Satanic Ideology
Sumber Bacaan:
- Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Ali Muhammad Ash-Shalabi. (ad-Daulah al-‘Utsmaaniyyah ‘awaamilut tahwidh wa asbaabus suquuth. Maktabah Al-Iman). Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2003.
- Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islam. Abdul Qadim Zallum. (TerjemahanHow The Khilafah Destroyed. Khilafah Publication. London). Al-Izzah. Bangil. 2001.
- Para Pengkhianat. Maryam Jameelah. (Terjemahan Traitrors of Islam in Islam and Modernism. www.khilafah.org). 2003. Pustaka Thariqul Izzah. Bogor. 2003.
- Rahasia Kehidupan Seksual Para Diktator Besar. Nigel Cawthorne. (Terjemahan Sex Lives of The Great Dictators. Carlton Books. London). Penerbit Alas Publishing. Yogyakarta. 2007
- Sejarah Para Khalifah. Hepi Andi Bastoni. Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2008.
- www.wikipedia.org
Tidak ada komentar
1. Berkomentarlah yang baik
2. Jangan memasukkan Link tanpa seizin admin