Kebenaran Versi Mereka...
Kebenaran Versi Mereka...(1)
Diantaranya mereka mendasarkan KEBENARAN versi mereka kepada,HAWAHU, Pemikiran pribadi, argumen manusia yang serba relatif, perasaan, filling, emosional hingga lahirlah apa yang dinamakan PILSAFAT ISLAM, ISLAM LIBERAL, ISLAM FLURALISME, ISLAM SOSIALISME, ISLAM NASIONALISME bahkan ISLAM KOMUNISME (ingat NASAKOM versi Orde lama). Awalnya nampak seperti sebuah kebenaran, hingga untuk beberapa dekade mendapat simpati dan dukungan massa, namun akhirnya ambruk karena menyengsarakan manusia (ingat,komunis selama 70 tahun berjaya dan mendapat simpati puluhan juta manusia, namun akhirnya tumbang…). Marilah kita kaji FirmanNya Yang Maha Memprediksi,
“Dan seandainya kebenaran itu menurut “keinginan” mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya………(Qs al-Mu’minun [23] ; 71.
ABAAHU, kebenaran berdasarkan tradisi nenek moyang, leluhur, karuhun, pilsafat budaya bangsa warisan nenek moyang. Padahal para pelanjut ini sendiri tidak mengetahui dan tidak mau tahu dari mana nenek moyangnya menciptakan tradisi tersebut. Bahkan nenek moyangnya sendiri tidak berdasarkan “PETUNJUK” menciptkan tradisi, ajaran, budaya dan tata aturan.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) dan (mengikuti) Rasul (as-Sunah). Mereka menjawab, cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?” (Qs al-Maidah [4] : 105).
Kultus Individu, kebenaran bersandarkan kepada seseorang yang dianggap memiliki kharismatik, terpandang, tokoh bahkan mengkultuskannya melebihi kepada Nabi. mereka menciptakan nabi-nabi baru layaknya Musailamah al-Kadzab.
“Mereka telah menjadikan para alim ulama mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah…….”(Qs at-Taubah [9] : 31).
Berdasarkan suara terbanyak, suara terbanyak atau kebiasaan yang biasa dilakukan secara kolektif oleh mayoritas masyarakat sebagai standar kebenaran. Sehingga melahirkan istilah ‘kedaulatan di tangan rakyat” atau moto “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”. Sekalipun masyarkat kebanyakan tersebut atau rakyat mayoritas tersebut adalah ahlul maksiyat dan anti syari’at.
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs al-An’am [6] ; 116).
Kebenaran berdasarkan golongan, kelompok, partai, jam’iyyah. Tiap-tiap golongan merasa bangga terhadap golongannya, dan saling mengklaim bahwa golongannya lah “Al-Jama’ah”, sebagai satu golongan yang selamat dari 72 golongan yang sesat/celaka. Mereka cenderung emosional, subjektif dalam mempertahankan argumen golongannya. Bahkan cenderung “rawan konflik” di dalam intern golongannya sendiri. Dari konflik tersebut berbuah golongan baru atau tandingan hingga semakin banyak saja pecahan-pecahan golongan.
“Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS Ar-Rum [30] : 32, lihat pula Qs 23 : 53).
Demikian-lah saudara-saudariku…………
Tidak ada komentar
1. Berkomentarlah yang baik
2. Jangan memasukkan Link tanpa seizin admin